Mungkin terinspirasi saat menyampaikan materi Budaya Jogja (Mataram) ke anak-anak setelah sebelumnya materi itu penulis sampaiakan ke Siswa Baru pada Juli 2017.
Keberanian Sultan Agung untuk menolak kehadiran VOC di Batavia begitu mengagumkan karena VOC telah mengusik martabat dan harga diri Raja Jawa beserta rakyatnya.
Sultan Agung tidak menunggu hingga VOC menyerang Mataram, tapi sebaliknya, Sultan mengerahkan pasukannya untuk 'Nglurug' ke Batavia melalui Pelabuhan Sunda Kelapa.
Maka pantaslah jika pada daerah yang menjadi lintasan dan menjadi kantung-kantung prajurit Mataram, pada masa awal NKRI memunculkan tokoh tokoh tangguh, sebutlah Jendral Sudirman, Jendral Ahmad Yani, Jendral Gatot Subroto, Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo dll.
Kok 'ndilalah' .. , sekitar dua minggu yang lalu penulis tergerak untuk membuat aransemen Keroncong Sunda Kelapa yang berkisah tentang negara Taruma Negara, Raja Purnawarman, Jayakarta, Sunda Kelapa dan Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Mataram (ibukota di Plered, sekarang wilayah Bantul, Yogyakarta; Jogja). Semua itu menunjukkan bahwa jiwa ksatria (Satria) selalu tumbuh subur di bumi Nusantara tercinta ini, dari jaman ke jaman.
Kebetulan juga saat nyusun MIDI pas malam Jum'at Kliwon (09-02-2018) sampai lewat tengah malam. Karena spaneng, ada salah tekan tombol hingga suara Bass-nya seperti alat musik tiup yang terkesan menyeramkan (magis). Penulis menghibur diri sambil senyum-senyum: "Barangkali karena Sultan Agung dan pasukan yang dulu berperan dalam perang besar menggempur Batavia, ikut hadir dalam fikiran penulis".
Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini: SUNDA KELAPA
Setelah coba play-back (putar-ulang) on-line, ternyata ada salah pada lagu itu, mestinya "Citarum letak krajaan purba" tapi terucap: "Ciliwung letak krajaan purba".
Mohon maaf saja kepada pengarang (Hendrayadi) dan seluruh penggemar lagu 'Sunda Kelapa' yang legendaris itu.
Jakal, 11-02-2018 jam 13:53