14/12/2019

MISTERI GUNUNG WILIS


Baru disiapkan.

SELAMAT TINGGAL TERNATE


Lagu ini biasa terdengar di pelabuhan Ternate, Maluku Utara (dulu masih kabupaten) saat kapal besar seperti; KM. Umsini, KM. Kambuna atau KM Kerinci mulai meninggalkan dermaga dengan tanda suara 'Stom' (atau 'Storm?), seperti sirine tapi bernada rendah dan berat.

Disela-sela kesibukan calon penumpang yang hilir mudik mengangkut barang-barang bawaan ke kapal dengan berbagai ekspresi wajah, tampak banyak pengantar atau masyarakat (yang sekedar ingin refreshing di 'Syahbandar Ternate') ikut terhipnotis dengan suasana haru disana.

Manakala pintu kapal mulai ditutup, tenaga portir (orang yang menjual jasa angkut barang dengan memanggul atau 'nyunggi') sudah mulai menjauh, tangga kapal sudah mulai ditarik oleh petugas, dan 'Stom' ke-3 sudah diperdengarkan, mulailah lagu ini mengalun, menyayat hati dan menggoreskan rasa iba, haru dan kerinduan.

Ada suasana haru, lucu dan aneh, ... betapa tidak?
Rata-rata orang Ternate atau lebih luas lagi; Maluku Utara, itu berperawakan tegap, terkesan keras dan tangguh menentang alam. Tapi saat lagu ini terdengar oleh mereka, bukan hanya 'jojaro' (gadis), ibu-ibu atau para wanita yang menangis, laki-laki berkumis tebal yang terkesan keras dan angker-pun tersedu-sedu menangis karena harus merantau, berpisah dengan keluarga atau orang-orang terkasihnya, dan terlebih; bumi kelahiran 'Maluku Kie Raha'.

Nyatalah bahwa sebenarnya dibalik tampilan yang terkesan keras, serem, angker dan garang (meski sebenarnya banyak juga yang berpenampilan lembut dan manis), orang Ternate umumnya perasa, lembut  dan mudah tersentuh oleh suasana haru atau iba.

Aransemen lagu aslinya, ada alat musik Tifa dan Gong khas Ternate dengan latar belakang suara ombak, tapi aransemen 'Mahameru Digital Orchestra' ini hanya sederhana, langsung intro Organ saja.

Sebenarnya lagu ini akan diunggah sebelum tanggal 20 November 2019, tapi karena ada acara jalan-jalan ke SMK Mitra Industri  MM2100 di Bekasi, PT. MAYORA di Cibitung, pemandian air panas Ciater (Lembang) dan Saung Angklung MANG UJO, mood untuk menyusun narasi agak kacau. Padahal biasanya penulis enggan mengikuti acara wisata semacam ini, tapi pada wisata yang mengulang tahun 2003 ini, penulis justru terusik oleh nama memandian 'Wangsadipa' yang dikelilingi beberapa Curug.

Belum lagi ada acara takziah ke Madiun (ngiras sambil napak tilas makam embah kakung di Gulun dan nyawang Gunung Wilis yang seakan 'ngawe-awe'), disusul acara keluarga ke Rembang pada minggu awal Desember.

Silahkan coba klik Link ini : SELAMAT TINGGAL TERNATE

Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini:  SELAMAT TINGGAL TERNATE



----