03/12/2023

ROMANTIKA SISI LAIN DARI TIM DIY MENUJU JUARA FDA NASIONAL


Teman2 PEPADI DIY, pelatih dalang dan pendamping tentu telah berupaya secara total untuk menyiapkan pergelaran terbaik yang mewakili DIY. Perjuangan itu dimulai sejak Festival Dalang Anak (FDA) DIY hingga terpilih tiga dalang: Albertus Kalis, Dimas Alby Ersani Widyaputra dan Davin Mahatma (Wayang Golek Menak). 

Oleh suatu alasan (?), p.Yuwono minta supaya pada dua kali latihan dan sekali Umbul Donga, saya menyiapkan gayor kelir, kotak wayang dan beberapa wayang untuk bisa dipakai di  ruang Bima Disbud DIY Jl.Cendana 11. Sebenarnya agak berat karena saya tidak punya tim angkut dan peniti wayang, selebihnya, wayang saya kualitasnya jauh dari standar wayang untuk pergelaran tingkat DIY.

Karena bingung, saya akhirnya pasrah saja ke ms.Indra Gunawan (Dukuh Ngalangan Sardonoharjo Ngaglik Sleman) untuk njawil teman2 yang kemarin sama2 menyiapkan Merti Padukuhan. Ternyata teman2 (ms.Chusni, ms.Mono, ms.Mumun, ms.Indra dan p.Broto) cukup setiti, maka saya agak mentala melepas perangkat wayang itu untuk digelar di Disbud.

Latihan wayang golek Menak, dilakukan pada Selasa 10 Oktober 2022. Pak Yuwono hanya menyediakan tapak-dara dan debog kecil. Kotak-nya hanya pakai tempat tabuh gamelan, maka masang keprak-nya agak sulit, lagian, setiap keprak di-jejak, kotaknya nggeser. Itupun, menurut Davin dan Ibuk-nya, cangkolan keprak yang terbuat dari wesi-janur (atau kuningan ?) yang dulu dipesan satu set dari Pak Sukur (Moyudan Sleman?), malah tertinggal dan hilang.

Saya kok merasa kasihan dengan latihan itu. Maka saya usulkan, besok kalau Umbul Donga, usahakan supaya wayang golek tetap menggunakan kotak wayang standar pedalangan.

Nge-drop peralatan untuk latihan pertama, Kamis 12 Oktober 2023, jam 09.30 luncur dari rumah dengan debog (pohon pisang) yg sudah disiapkan teman2 di mobil angkutan.

Wayang yang dibawa untuk lakon Bima Maguru (Alby): R.Bratasena, SH.Bayu, SH.Indra, SH.Dewaruci, Naga Gundul Hijau, Dua Buta Ambal (Jurang Grawah dan Buta Punuk) dan Pd.Durna.

Untuk lakon Sang Trigangga (Kalis): R.Trigangga, R.Anoman, Pr.Rama, R.Wibisana, R.Bukbis, Npt.Sugriwa, R.Anila, Pr.Rahwana (pagasan), Dty.Jambumangli (irung bunder, muka biru).

Selain wayang itu, wayang ricikan dan dhudhahan yang dibawa-pun terbatas, hanya tiga kayon (Hutan, Kewan dan Blumbangan), Panakawan (KL.Semar, Gareng, Petruk, Bagong), KL.Togog-Bilung.

Ternyata kotak yang tidak penuh wayang-pun tetap berat saat diangkat ber-empat melalui tangga ke lantai-2, ruang Bima. Krenggosan ..!!

Latihan pertama menjadi agak terburu2 karena ms.Dwi (tim Disbud) ngersak-ke, jam 15 harus selesai, ruang mau dipakai gladi bersih Wayang Wong yang akan melawat ke Semarang.

Syukurlah, latihan itu lancar. Alby tidak bawa wayang, tapi wayang yang saya bawa cukup mewakili, sedangkan Kalis, hanya menggunakan R.Bukbis saja, selebihnya ia sudah membawa sendiri.

Sore itu kotak wayang, kelir dan debog yang sudah terpasang, terpaksa digeser ketepi selatan. Amaaan ... , untung dibantu ms.Agus-HS dan ms.Sunu.

Latihan kedua, Sabtu 12 Oktober 2023, lumayan lancar meski harus mruput nggeser kelir dan kotak wayang.

Tampaknya, melihat kesiapan dua dalang-anak wayang kulit itu p.Yuwono menjadi risau karena menganggap bahwa Davin belum siap sepenuhnya. Bisik2 ke saya, dimana harus latihan yang lokasinya ada di tengah supaya Davin dan teman pengrawit pokok (5 orang) mudah menjangkau. Sy guyoni: "Yang di tengah ya di rumah p.Dukuh saya, Ngalangan". Ternyata p.Yuwono setuju.

Senin, 16 Oktober 2023, bertiga latihan di Ngalangan, sekedar latihan adegan, sabet dan suluk. Saya yang tidak memenuhi syarat sebagai pengrawit-pun akhirnya diminta ikut mendampingi. Sementara p.Dukuh ada acara, maka latihan itu hanya ditunggui Ibuk-nya Davin dan Ibuk-nya Pak Dukuh.

Selasa, 17 Oktober 2023, Davin latihan lagi. Kali ini ada datang ms.Anang Primandaru, mb.Yuli, ms.Kelik dan ms.Aris. Sementara saya dan p.Broto, ikut nabuh Gong (meski salah2).

 

Rabu, 18 Oktober 2023 ada latihan bertiga di Omah Wayang, Jl. Langenastran Kidul, tapi saya tidak bisa ikut menyaksikan. Malam-nya disana ada pergelaran Ki Sugeng Kembar (putra Almarhum Ki Krusuk).

Dari pengamatan di Omah Wayang, p.Yuwono masih 'uring2-an' karena Davin justru lupa adegan perang-nya Jayusman dan Iman Suwangsa. Maka minta sekali lagi ketemu di Ngalangan.

Senin, 30 Oktober 2023, bertiga latihan di Ngalangan lagi, nglanyahke adegan, sabet dan suluk. Tapi Davin tampaknya tenang, beberapa kali ditanya p.Yuwono, dijawab: "Amaaaann".


Selasa, 31 Oktober 2023 Umbul Donga. Alhamdulillah, Puji Tuhan, lancar meski saya beberapa kali kesleo lidah.

Habis pergelaran, ms.Fany Rickyansah (Mas Riky) mendekati saya: "Pak, kalau beberapa wayang p.Anang sy pinjam untuk dibawa ke Jakarta, boleh?".

Biasanya saya memang keberatan karena wayang itu seperti 'tak keloni' mengingat susahnya saat ipil-ipil (mengumpulkan dari satu, .. satu per satu). Tapi entah kenapa saat itu saya justru tidak tega untuk tidak membantu ketiga dalang anak itu.

Permintaan itu saya penuhi. Maka, setelah Umbul Donga dan latihan selesai, Kayon Blumbangan (laut), Naga Hijau, SH.Indra, SH.Dewa Ruci (yang ini saya sempat bingung karena tidak termasuk yang diminta, tapi di kotak saya tidak ada) saya serahkan untuk masuk di eblek-nya Alby.

Sementara itu, Ki Gondo Subroto, Bapak-nya Kalis, minta supaya wayang R.Bukbis dan R.Anila boleh dipinjam juga, tapi akan dipernah-ke dulu gapitnya. Saya setuju saja, ngiras ikut belajar (dari jauh) nggapiti wayang yang benar.

Di lokasi Festival Dalang Anak (FDA) Tingkat Nasional, Gedung Pewayangan Kautaman TMII, anak saya Ida (mantan siswa saya di TAV Stembayo) nusul. Padahal ia tinggal di Jakarta Barat, jarak sekitar 30km. Saya kenalkan ia dengan teman2 ofisioal DIY.

Disela2 cerita dan menjelaskan tentang liku2 FDA, saya tetap konsentrasi untuk mbombong dalang Jogja, setidaknya dengan mendampingi naik panggung. Bahkan Alby yang sudah melangkah ke Gangsa (gamelan), saya panggil lagi untuk memberikan penghormatan ke Dewan Yuri dan penonton.

Anak itu memang jenaka, segera ia mengatupkan dua telapak tangannya dan menunduk hormat, sambil senyum2 dengan gaya khas-nya. Saya gemes dengan lageyan-e itu, makanya saat di Bus, saya guyoni dengan bahasa ngoko: "Nek kowe mengko menang, kuwi ora merga pinter-mu le mayang, ning merga kowe ngguya-ngguyu ..!!".

Alby tampil bagus dan bikin mrinding, sementara Kalis tampil cantik-enerjik, bahkan tampak sebagai dalang yang menguasai banyak hal, dibuktikan dengan janturan dan/atau suluk sambil menata wayang saat jejer pertama dan adegan Mangliawan. Atraksi sabet dan perangnya-pun terampil. Hanya suaranya sedikit terganggu karena masa peralihan dari anak ke remaja, istilah Jawa-nya 'ngagor-agori'.

Davin aneh lagi. Mungkin merasa bahwa masih belum bisa memenuhi tuntutan kualitas yang di-standar-kan p.Yuwono, anak itu memerlukan support lain, malah jadi seperti manja: "Pak Anang, nanti yang masang Mic dan Keprak siapa?". Saya jawab santai: "Kan ada ms.Agus-HS dan ms.Sunu ..!?". Sahutnya: "Nanti p.Anang saja yang masang-kan (ms.Sunu dan ms.Agus nyiapkan wayang)".

Saya dan ex murid saya itu tertawa. Setelah saya konfirmasi ke Ibuk-nya, ternyata Davin kalau lomba hrs di-support Bapak-nya, yang 'masang Mic dan nyetel ketinggian keprak' beliau.

Dan bersyukurlah saya, ternyata celotehan saya, sore sebelum pengumuman, saat duduk2 di konblok (setelah sholat Maghrib-Isya'), di depan Bus kontingen Jogja (ada  Alby dan Ibuk-nya, Davin dan Ibuk-nya, p,Yuwono, p.Broto dan ex.Siswa saya), dikabulkan Tuhan.

Saya bilang: "Jika Tuhan mengijinkan saya membuat skenario kejuaraan, nanti Alby jadi dalang Mumpuni, Kalis dan Davin masuk nominasi kejuaran"

Kemudian kepada ms.Yuwono, saya bilang: "Meski selama ini penjenengan tidak puas dengan tampilan Davin, tapi nanti ms.Yuwono akan kaget jika Davin masuk nominasi".

Sayang-nya Dalang Anak Kategori-A dan Dalang Anak Kategori-B diberlakukan untuk semua jenis wayang. Mungkin selama ini saya salah memahami, tampaknya dulu Wayang Golek dan Wayang Kulit dikelompokkan dalam Kategori terpisah. Jika seperti itu, saya masih berpengharapan Kalis masuk nominasi.

Apapun, kita (kami) wajib mengucap alhamdulillah. DIY menyabet tiga kejuaraan sebagaimana yang saya tulis di Facebook: Anang Ki Gede Pangrango

Selamat dan sukses untuk Disbud DIY, PEPADI DIY, para dalang-anak, pelatih, pendamping, pengrawit-waranggana, tim dokumentasi, tim logistik, awak Bus .. , dan pendukung yang lain ..., semuanya !!.

 

Foto: Danang DS (Pak Broto)

--<an20231203_1239>--