25/03/2018

LUNTUR


Lagu yang ini terinspirasi saat njagong manten di Jogokerten Sleman, saat Ki Sudiyono dan Nyi Sutirah menikahkan putranya dengan wayangan oleh Ki Sutarko dari Kutoarjo (Pacor; Purworejo; ?).

Silahkan coba klik Link ini : LUNTUR

Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini:  LUNTUR


 
an30180325-2258
 
 

KERONCONG MAHAMERU


Sekitar tahun 1982 hingga 1984 beberapa teman bergabung saat gencar-gencarnya lomba Desa Pancamarga.

Kegiatan awal yang dilakukan, mendirikan Perpustakaan Remaja dengan patungan mengumpulkan buku dari para donatur.

Setahun berikutnya, ada inisiatip untuk mendirikan radio MAHAMERU yang meski belum berizin, namun teman-teman sudah berkonsultasi ke Polsek Ngaglik, Kasi Intel Polres Sleman, Korem 0732 Pamungkas (Jl. Magelang km. 4) dan Kantor Telkom di Jl. Yos Sudarso (utara Kridosono), hingga menyurati Dirjen Postel Jakarta.

Lagu legendaris setiap siaran dimulai dan diakhiri adalah Keroncong Mahameru yang dibawakan oleh Enny Kusrini (OK. Pusparini).

Kaset lagu itu sampai lusuh dan terlipat-lipat. Hingga kini susah mencari lagu yang asli.

Oleh karenanya, saya mencoba membuat aransemen meniru (meski akhirnya beda) keroncong itu.

Sebenarnya saya masih mencari murid2 yang berbakat nyanyi Keroncong untuk penyanyi wanita-nya, tapi masih kesulitan.

Silahkan coba klik Link ini : Keroncong MAHAMERU

Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini: KERONCONG MAHAMERU




an20180325-2254



PANDHU SWARGA


Ini pentas latihan dadakan, ngiras Ngintun Donga, 1000 hari wafatnya Almh. Nyi Wasitah Harjo Sutrisno, Ibu dari Bp. Eko Bejo Mulyono di Besi (Candisari), Jl. Kaliurang km 12.

Mas Triyono datang ke rumah pada malam Sabtu, dan wayangan itu sendiri pelaksanaannya malam Senin (Minggu malam; 18 Februari 2018).

Wayang pakai koleksi sendiri, tapi gawangan dan kelirnya pakai kagungane Pak Eko (Pendhapa Candisari).



09/03/2018

BURUNG PIPIT



Dari Album KOES PLUS (POP MELAYU Vol.4) ini hanya lirik yang berbunyi "Rumah kecil mungil, pinggir kali .." yang selalu saya ingat. Syair lengkapnya sudah lupa, dan bahkan judulnya-pun tidak tidak ingat lagi.

Saat tahun 1976-an itu lagu-lagu KOES PLUS menjadi inspirasi penulis dan teman-teman untuk membentuk group "Orkes Melayu Anak-anak" (se-usia anak SLTP) setelah Orkes Keroncong "PUSPA IRAMA" bubar.

Dari beberapa periode group, mulai Orkes "Klenting Mungil", kemudian "Nada Irama", lanjut Qasidah "Nada Nirwana", tercatat nama teman-teman yang begitu mengesan.

Sebagian besar teman-teman itu sekolah di SMP Negeri Gentan (sekarang dikenal dengan nama SMP Negeri 2 Ngaglik). Dulu nama itu selalu diikuti dengan kata-kata "Filial SMP Negeri Donoharjo" yang berarti 'Kelas-Jauh'-nya.


Nama kecil teman-teman itu:

Parjiyono (ngakunya nama YON; sekolah di SMP Kanisius Kentungan)

Muhammad Zainal Arifin (IPING; selanjutnya sekolah di Stembayo; Kimia Industri, lulus 1982, kerja di Pertamina Pulau Seribu).
Yang ini teman ngaji dan belajar, juga teman main gamelan dan musik. Maklum, Bapak-nya ikut Orkes Melayu "Teratai Putih".

Bambang Irianto (kreatif otak-atik elektronik, selanjutnya sekolah di STMN II Yogya; Listrik, lulus 1981, pernah mengajar di STMN Jayapura, pindah di SMKN 2 Depok Sleman).

Herman (lupa nama lengkapnya, paling usil dan ada saja ide-nya yang lucu).

Mulyono (pinter ngaji, setia kawan dan paling berani terhadap hantu).

Suharno (putra Polisi, pinter nggambar, selanjutnya sekolah di Stembayo; Listrik/Mesin?, lulus 1981; kerja di Total Oil, Balikpapan).

Sukahar (punya andong; memelihara kuda; melanjutkan ke SMA II BOPKRI Yogya, sekarang dokter gigi).


Setelah periode itu, banyak teman-teman lain bergabung meski tidak lama, seperti nama-nama: Kimpul, Judin, Slamet, Priyo, Neni, Suryanti, Atik M., dll.



Silahkan coba klik link ini:
 BURUNG PIPIT  


Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini:  BURUNG PIPIT




Load: Jum'at, 09-03-2018 jam 19:13, Jakal 10,5 Jogja


01/03/2018

WULANDARI


Lagu ini aslinya dilantunkan oleh Endar Pradesa. Saya tidak tahu persis, penyanyi ini berasal dari Jawa Tengah (sekitar Pekalongan?) atau justru dari Indonesia Timur mengingat logat atau aksen bahasanya agak unik, misalnya huruf 'e' diucapkan seperti pada kata 'teknik' dan bukan seperti pada kata 'telah'.

Selain itu, cengkok lagunya juga seakan terpengaruh oleh Ebiet GAD yang saat itu sedang booming dan nyaris menguasai musik POP Indonesia.

Lepas dari itu semua, dulu penulis yang masih duduk di bangku SMA di era awal 80-an (atau akhir dasawarsa 70-an) begitu tertarik dengan lagu ini, padahal saat itu tidak ada kenangan khusus dengan nama 'Wulandari'.

Sayangnya, 'Endar Pradesa' setelah itu tidak memperdengarkan lagi album yang hits sehingga kesannya penyanyi itu menghilang dan hanya punya satu album saja.

Untuk MP3 lagu ini, ilustrasi Cover-nya, hanya saya buatkan sket wajah (menggunakan Corel Draw versi lawas) karena sulit mencari sosok Wulandari yang benar-benar sedang 'berharapkan rembulan' seperti syair lagu ini.

Silahkan coba klik link ini:  WULANDARI

Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini: WULANDARI