17/06/2019

MUAZIN SHOLAT IED DI MASJID BAITUN-NUR GENTAN


Sudah lama penulis ingin merekam suara Muazin sholat Idul Fitri atau Idul Adha masjid Baitun-Nur Gentan Sinduhajo (Jl. Kaliurang km.10,5), tapi selalu lupa bawa alat perekam portable (HP atau sejenisnya).

Pernah kira-kira setahun yang lalu (Idul Adha 2018) saya coba merekam, tapi saat itu kondisi kesehatan Sang Muazin sedang tidak prima sehingga suara khasnya tidak muncul.

Bagi penulis yang masa kecilnya (kira-kira 1970-1980) akrab dengan masjid yang didirikan tahun 1950 itu, perasaan kangen pada suasana indah masa kecil itu begitu kental.

Terasa benar, bagaimana uniknya saat nunggu atau berebut jaburan yang berupa kue khas pedusunan, atau berupa uang 5 Rupiah hingga 25 Rupiah. 

Juga, bagaimana rasanya dimarahi oleh Takmir karena bercanda dengan teman sebaya saat sholat tarawih, dan bagaimana khasnya Imam (Kyai Khodir; sering diucapkan sebagai 'Mbah Kyai Kadir') yang karena sepuhnya, sering terbatuk-batuk saat memimpin sholat, tapi benar-benar 'ngangen-i'.

Suasana itu terasa kembali manakala mendengar suara Muazin 'Pak Surahman' yang berasal dari dusun Kulwaru Serang-Asri, ditepi sungai Serang, berseberangan dengan dusun Bojong, Panjatan, Kulon Progo, dan sekarang tinggal di Baransari, 50m disebelah barat masjid Gentan.

Suaranya benar-benar khas, nada melengking tinggi dengan cengkok meliuk-liuk seperti tembang Jawa.

Saat saya merekam suara ini, sholat Idul Fitri 1440H di masjid Baitun-Nur di-Imam-i oleh Kyai Abdul Hamid (belum sempat konfirmasi, mungkin saya salah dengar) yang berasal dari Cirebon dan sekarang mengajar di Pondok Pesantren Sunan Pandan Aran, Candi, Sardonoharjo; Jl. Kaliurang km.11,5.

Silahkan klik Link ini:

                              BAITUNNUR1_TAKMIR

                              BAITUNNUR2_MUAZIN

                              BAITUNNUR3_MUAZIN


Jika Anda kesulitan meng-akses, gunakan alternatif Link ini: 





[last_edited_20190621_07:25]



No comments:

Post a Comment